Selasa, 25 Desember 2012

Manjali 3 Terbit!!

Ya, ketika kamu dihadapkan pada seorang anak bertampang imut dengan nama Manjali ini sebaiknya jangan keburu senang. Kamu dituntut harus lebih waspada saat dipertemukan dengannya. Kepolosan yang tergambar dari sikapnya jangan kamu anggap hal yang biasa.

Semua kelakuan ajaib Manjali ini bisa kamu temukan dalam buku Manjali 3yang ditulis oleh Dannie Faizal. Di buku ketiganya ini, kamu harus lebih mempersiapkan diri untuk melihat aksi-aksi mencengangkan dari Manjali dan teman-temannya.

Kepolosan Manjali yang tetap membawa petaka, galaknya Eyang yang makin nggak ketulungan, alat ciptaan Om Profesor yang kerap menembus nalar akal pikiran, plus kelakuan si Pongky yang makin ngaco bakal tetap menghiasi komik terbitan Bukuné.

Penasaran dengan komik ketiga Manjali ini? Buruan dibaca dan bersiaplah ngakak kelojotan tiga kali lipat dari sebelumnya!

Minggu, 16 Desember 2012

Buku Kolaborasi gue nih (Pemanasan untuk novel roman 2013)

Penulis: Bernard Batubara, Dannie Faizal, Erditya Arfah, Indra Widjaya, Dian Purnomo, Kireina Enno, Risa Saraswati, & 10 Pemenang Sayembara "Ini Cinta Pertama"
Ukuran: 13 x 19 cm
Tebal: vi + 298 hlm
Penerbit: BukunĂ©
ISBN: 602-220-080-6
Harga: Rp48.000,-

Cinta pertama hanya datang satu kali. Ketika kau tak bisa menangkapnya, kau akan kehilangan. Tapi, kau akan selalu tahu, ia akan selalu ada di hati. Selamanya.
Ini sudah bertahun-tahun berlalu, tetapi aku masih saja mengingatmu. Bahkan, aku masih bisa mengeja bagaimana senyummu itu, yang dulu membuatku jatuh hati berkali-kali dalam satu waktu.
Aku jatuh cinta.
Kaulah yang kali pertama menyentuh dasar hatiku, meninggalkan hangat yang tak pernah dilupakan memori.
Ini tentang kamu, cinta pertamaku. Masihkah kau ingat kepadaku?

Sabtu, 01 Desember 2012

Breaking Dawn

Apa yang ada di pikiran lo kalo melihat empat cowo, dateng sama-sama, dan nonton film Breaking Dawn II? 

Hal ini kemaren gue lihat pas gue nonton Breaking Dawn II. Mereka lewat depan gue (yang udah duduk) makanya gue bisa ngitung kalo mereka adalah jenis batangan (baca:pria) yang berjumlah empat orang lalu duduk persis di samping gue.

Engga ada yang salah sih kalo cowo nonton film Breaking Dawn II, siapa aja bebas nonton. Kalo sendiri, okelah, gue sendiri juga pernah nonton film I Do sendirian dan menangisi kesendirian gue. Tapi kalo dua orang, tiga orang, apalagi empat orang cowo, apa artinya?

Gue sih mencoba cuek dengan ngga mau ngurusin urusan orang, mau mereka cewe ataupun cowo nonton Breaking Dawn II sendirian atau beramai-ramai dengan kawan sejenisnya. Tapi pas bagian akhir film, di saat lagu Chistina Pery "A Thousand Years", soundtrack film itu diputar, mereka berempat nyanyi bersama-sama. Oh my God! mau ngga mau pertanyaan gue di awal tulisan blog ini kembali berputar-putar di kepala gue.

Apa yang ada di pikiran lo kalo melihat empat cowo, dateng sama-sama, dan nonton film Breaking Dawn II? 

Inilah dua kemungkinan yang gue pikirin:

Pertama, mereka adalah sekelompok makhluk gay yang sedang melakukan double date, yang lembut perasaannya, dan nonton bersama-sama untuk nongkrongin kegantengan Robert Pattinson, si vampir berambut jambul berlipat. Masuk akal, sebab cuma cewe yang punya hak untuk nongkrongin kegantengan Robert Pattinson. Kalo cowo menuntut hak itu juga, berarti patut disebut apa cowo itu? Gue aja sendiri, yang notabene cewe tulen, biasa aja melihatnya. Ganteng, baiklah, tapi belum patut buat gue elu-elukan. Pierre Tendean jauh lebih patut. Muluk dan Adin, dua cowo yang nonton bareng gue, bolak-balik gusar setiap ada adegan yang menampilkan si Robert Pattinson. Bukan gusar histeris, tapi nahan mual. Mereka cowo tulen.

Kedua, mereka dari klub pria kesepian yang dipertemukan dan dipersatukan atas nama persamaan nasib. Nasib yang telah begitu tega membiarkan mereka menjadi lebih dari sekedar jomblo karatan tapi keropos. Nasib yang telah begitu sombong hingga membiarkan mereka menjerit dalam kesepiannya yang paling sunyi. Yang bahwa dengan bersama-sama nonton film romantis macam Breaking Dawn II, mereka bisa saling berpegangan dan membangun harapan bahwa suatu saat kesepian mereka akan pecah hingga kehidupan berubah semanis balada Bella dan Edward.

Tapi pernah ngga sih lo mencari orang yang senasib dengan lo dan menangisinya bersama-sama? Gue belum.

Gue gengsi, lebih baik gue nonton sendiri, nangis sendiri, dan kalo perlu nyilet-nyilet tangan sendiri.

Setau gue, cowo itu hanya saling menepuk bahu kalo merasa senasib dengan kawannya. Kalo sampai cengeng sama-sama? Gue rasa engga, kalo dia cowo tulen.

Jadi, pikiran gue yang pertama rasanya lebih cocok sebagai jawaban.

-Nina Manjali-
 

Publisher

banner bukune.com

Nina's Best Friend

banner komikoo.com