Minggu, 05 Mei 2013

#KepoinPenulis: Dannie Faizal


Yeay, ini dia video interaktif yang dibikinin sama Bukune akhirnya tayang di Youtube.

Sebulan yang lalu, kira-kira tanggal 9 April, gue diundang ke kandangnya Bukune buat bikin video dalam rangka program #KepoinPenulis. Gue datang tentunya dengan langkah sotoy,  muka pede yang berlebihan, dan tanpa persiapan. Jelas aja gue pede sebab gue pikir ngomong di depan kamera nggak bakal susah, mirip kaya presentasi aja. Apalagi gue udah sering banget ngeliat para presenter Metro TV beraksi di depan kamera, jadi sedikit banyaknya gue udah belajar mengenai gestur dan artikulasi.

Gila, ternyata ngomong depan kamera nggak segampang yang gue bayangkan! Akibat kesotoyan gue ini, beberapa tim Bukune kena getahnya. Mereka jadi pada pegel nungguin gue yang terus-terusan mengulang banyak adegan akibat terlalu gugup, artikulasi keserimpet, sampe gemetaran. Alhasil, untuk take video yang durasinya cuma 6 menit ini, gue menghabiskan waktu sampe dua jam.

Hahaha, akhirnya video ini kelar juga diedit dan beberapa scene yang salah justru dijadiin bahan becandaan sama si Didit, editor videonya Bukune. Salut! Gue bahkan dibuat muak melihat muka gue sendiri :D

Rabu, 01 Mei 2013

Launching Setahun Berkisah



      Aneh. Bukannya seharusnya yang punya acara yang pusing mikirin baju dan penampilan? Tapi yang terjadi hari Minggu kemarin justru kebalikannya. Pacar gue yang gue minta buat nemenin ke acara launching-nya buku Setahun Berkisah, justru jumpalitan milih pakaian yang cocok.

      Pagi-pagi, seperti biasa gue telponan sama dia. Dari nada bicaranya gue udah tau kalo dia lagi gusar. Gue pikir dia abis berantem sama kakaknya atau apa. Ternyata dia lagi ribet pilih-pilih baju. "Simpel aja, pake jins sama kaos juga nggak apa-apa." Begitu kata gue singkat. Tapi kalimat singkat itu ternyata jadi ruwet. Kata-kata 'simpel, jins, dan kaos' yang gue maksud ternyata berbeda dengan yang ada di pikirannya. Biasa, hal ini sering terjadi dalam hubungan gue sama dia. Gue selalu menganggapnya santai. Gue justru malah seneng, berarti dia tipe cewek yang sangat perhatian sama penampilannya. Bagi gue, itu adalah salah satu hal yang sangat penting dari seorang cewek. Penampilan.

      Acara ribet-ribet pilih baju ini ternyata masih berlanjut sampe gue tiba di rumahnya. Gue nunggu setengah jam di sana. Jam sudah menunjukkan pukul 13.30, para penulis Setahun Berkisah seharusnya kumpul pukul 14.00. Gue santai, telat dikit engga apa-apa, pikir gue. Tapi yang panik malah kebalikannya. Gue cuma tersenyum dan meyakinkan dia kalo semua baik-baik aja dan nggak apa-apa kalau sedikit terlambat. Dan benar, sesampainya di Sere Manis, para penulis yang lain justru datang lebih telat.

Ini dia para penulis (minus Dilla)
     Acara akhirnya dimulai pukul 15.00. Pembawa acaranya ternyata si Edo, editor Bukune yang baru. Gue nggak nyangka, pertama kali gue ketemu dia waktu kumpul penulis di Senayan, orangnya pendiam banget. Gue sempet mikir nih orang pasti ansos. Ternyata... waktu bawain acara dia bawel dan luwes banget! Emang kita - lebih tepatnya gue, sering salah ngartiin orang pendiam, dikira dia sombong, ansos, autis, psycho, dan lain-lain. Untungnya si Edo bukan pendiam yang ternyata orang psycho dan suka nyilet-nyilet tangannya di ujung ruangan gelap. Kalo ia, berarti gue punya saingan, hahaha....

      Acara bincang-bincang penulis terasa sangat santai, lebih banyak bercanda ketimbang serius.
Diskusi para penulis
Padahal tema bukunya adalah cinta-cintaan serius. Dari obrolan itu gue juga jadi tahu kalo gue ternyata satu-satunya stranger di antara ke-8 penulis lain. Mereka semua sudah saling kenal dan berteman sejak lama. Cuma gue satu-satunya cabutan. Gue dicabut gara-gara di buku Setahun Berkisah ada tema Halloween. Menurut mereka, terutama Fial, editor senior Bukune, gue cocok menulis tema itu. Sebab gue berpengalaman menulis cerita Manjali yang suram, sadis, dan seram. Sialan, berarti cap diri gue yang 'psycho-suram' udah melekat banget di benak semua orang. Selain itu, gue juga satu-satunya yang bukan buzzer twitter. Gue adalah penulis yang paling anteng di twitter.

Sotoy banget gaya gue
      Acara kemudian ditutup dengan sesi penandatanganan buku. Weits, ini bagian yang paling gue suka, sebab gue jadi berasa artis: dimintai tanda tangan plus foto bareng. Kampungan banget ya gue. Untungnya gue nggak jadi gugup dan melakukan tindakan yang aneh-aneh saat sesi foto bareng, misalnya tiba-tiba gue pipis di celana atau tiba-tiba terserang kram leher.

      Ada satu hal lagi yang bikin gue semangat, ketika gue sedang ngobrol-ngobrol sama tim Bukune, gue dapet tawaran buat nulis Peter Pan Syndrome. Cerita tentang permasalahan klasikpara cowok
Pose bersama Manjalians nyasar
di seluruh dunia, yaitu pendewasaan. Gue merasa nggak bakal kesulitan buat nulis ini karena gue sendiri pernah mengalami ini: berperang melawan diri sendiri untuk mencapai kedewasaan. Jadi, setelah maraton nulis dua stok novel roman gue selesai, gue langsung garap buku ini.

Ok, siap-siap tunggu novel gue berikutnya ya. Novel roman dan Peter Pan Syndrome!

01/05/2013
Dannie Faizal
Para penulis dan tim Bukune
Halloween, ini dia cerita gue.
 

Publisher

banner bukune.com

Nina's Best Friend

banner komikoo.com